Selamat Datang di Website Pendidikan Islam Kab. Alor | Kawasan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK), Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

Keteladanan dalam Tindakan: Kisah Inspiratif Guru Ramadhan Duka - PENDIS ALOR

Info Terkini

Keteladanan dalam Tindakan: Kisah Inspiratif Guru Ramadhan Duka

Catatan Penulis: Tulisan ini merupakan cerita Faksi, yaitu kisah yang didasarkan pada kejadian nyata dengan tambahan unsur fiksi untuk memperkaya narasi. Meskipun beberapa detail mungkin mengalami penyesuaian, pesan moral dan inti dari kisah ini tetap berakar pada pengalaman seorang guru yang menginspirasi.


Pendis Alor (Inspirasi) – Di tengah hamparan bukit Aloindonu Desa Alila Selatan Kecamatan Alor Barat Laut, sebuah kisah inspiratif tumbuh dari seorang guru yang penuh dedikasi. Guru Ramadhan Duka,S.Pd.I., nama yang dikenal baik oleh penduduk desa, adalah sosok sederhana yang mengabdikan hidupnya di MTs Swasta Baburrahman. Berbekal ilmu, semangat, dan jiwa yang besar, ia telah menjadi inspirasi bagi siswa-siswi, rekan sejawat, dan masyarakat di sekitarnya.

Guru Dhan, itulah panggilah kesehariannya. Ia merupakan putera asli Aloindonu yang menghabiskan masa hidupnya di perantauan. Berbekal tekad dan niat tulus untuk mengabdikan diri, ia memilih kampung halaman sebagai tempat pengabdiannya. Saat tiba di MTs Baburrahman, ia disambut dengan penuh harapan dan suka cita walaupun dibayang-bayangi oleh pemandangan infrastruktur yang sangat sederhana, fasilitas minim, dan jalan berbatu yang sulit diakses. Namun, ia melihat sesuatu yang lebih dalam, yaitu menatap jauh masa depan generasi penerus kampung halamannya.

Diposisi itu, Ia memahami bahwa menjadi seorang guru di daerah terpencil bukan hanya soal mengajar, tetapi juga menghidupkan harapan. Dengan semangat itulah, ia mulai menyusun visi perjuangannya yang diamanahkan oleh para tetua kampung, untuk "membangun" madrasah demi masa depan putera-puteri Aloindonu.

Baca Juga: Kurikulum Cinta: Pendekatan Baru untuk Pendidikan Berbasis Kasih Sayang

Guru Ramadhan berdomisili di Kota Kalabahi, namun, lebih banyak, beliau memilih menginap di kampung Aloindonu bersama keluarga pendukung madrasah. Walau jauh, setiap pagi, Guru Ramadhan menempuh perjalanan panjang melewati medan yang sulit, tetapi ia selalu tiba lebih awal di Madrasah. Ia membawa bukan hanya buku yang berisikan huruf dan angka, tetapi juga energi positif dan keyakinan bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah kehidupan.

Keteladanan Guru Ramadhan ditunjukan tidak hanya dengan kata-kata namun dengan tindakan nyata. Berbagai kisah inspiratif dan keteladanan Guru Ramadhan memberikan energi positif bagi guru, siswa dan para orang tua bahkan pemerintah desa dalam mendukung pengembangan fasilitas madrasah.

Pagi itu, hujan turun deras. Genangan air mengubah tanah merah berbatu menuju madrasah menjadi berlumpur dan licin. Para murid harus melepas sepatu mereka untuk sampai ke sekolah. Ketika mereka tiba, mereka melihat Guru Ramadhan sudah berada di sana. Dengan celana yang tergulung hingga lutut dan tangan memegang cangkul, bersama beberapa guru dan siswa, beliau sibuk membersihkan jalan agar lebih aman dilewati.

"Mari kita permudah perjalanan teman-teman kita," kata Guru Ramadhan sambil terus bekerja. Beberapa murid lain segera bergabung membantunya. Di tengah hujan, Guru Ramadhan memberikan pelajaran hidup yang nyata, bahwa hidup tidak sekedar kata-kata tetapi tindakan nyata.

Buah dari keteladanan Guru Ramadhan mendatangkan energi positif kepada pemerintah desa. Kepala Desa pun akhirnya membangun jalan menuju madrasah, bahkan sampai pada tangga masuk teras Madrasah. Kepala Desa berkata "Kita buat jalan sampai ke teras Madrasah supaya bapak ibu guru dan anak-anak punya sepatu tidak kotor."


Keteladanan Guru Ramadhan bukan hanya soal kerja keras. Suatu hari, seorang murid ketahuan menyontek saat ulangan. Alih-alih memarahinya di depan kelas, Guru Ramadhan mengajaknya ke teras madrasah. Sambil berjalan, dengan lembut, ia bertanya, "Apa yang membuatmu menyontek nak?"

Murid itu, dengan malu dan terbata-bata, menjawab, "Saya takut dapat nilai jelek, bapak guru., nanti Mama marah."

Guru Ramadhan menepuk bahunya dan berkata, "Keberanian mengakui kesalahan adalah awal keberhasilan. Nilai tidak menentukan dirimu, tetapi usaha dan niatmu yang penting. Mulai besok, bapak akan membantumu belajar lebih baik."

Sejak itu, Guru Ramadhan mengkoordinir beberapa guru untuk rutin membantu murid-murid yang kesulitan belajar. Dalam beberapa bulan, nilai murid itu meningkat signifikan. Ia bahkan mulai membantu teman-temannya memahami pelajaran.

Keteladanan Guru Ramadhan menginspirasi tidak hanya murid-muridnya tetapi juga guru lainnya. Ia sering berkata, "Anak-anak belajar dari tindakan kita, bukan sekadar kata-kata. Jadilah teladan yang mereka butuhkan."

Guru Ramadhan juga menjadi salah satu motor penggerak pembangunan Musholla di lingkungan madrasah. Dengan kolaborasi yang kuat dan semangat yang ia tularkan, para guru, murid, dan orang tua, bahkan guru-guru madrasah lainnya di kepulauan Alor pun ikut serta menyumbangkan tenaga dan dana. Walaupun belum sesempurna yang diharapkan, namun Musholla itu kini menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi seluruh komunitas madrasah, dari shalat berjamaah hingga kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, seperti tahfidz al quran, dan kegiatan praktek ibadah.

Baca Juga: Hadiri Pembagian Rapor di MIN 2 Alor, Kasi Pendis Tekankan Pentingnya Kolaborasi dan Kebersamaan


Keteladan Guru Ramadhan juga dapat dilihat dari perilaku kedermawannya. Terkadang, Guru Ramadhan mengeluarkan uang pribadinya untuk kepentingan madrasah. Ia menggunakan uang tersebut untuk membangun musholla, memperbaiki fasilitas madrasah yang rusak, dan menyediakan fasilitas pembelajaran bagi siswa. Perilaku ini mendorong guru-guru untuk ikut berkontribusi sesuai kemampuan mereka, baik tenaga, waktu, maupun materi. Inspirasi yang beliau bawa membuat seluruh komunitas madrasah merasa terpanggil untuk berbuat lebih.

Tidak hanya itu, Guru Ramadhan juga aktif menginspirasi para orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka. Melalui pertemuan rutin, ia berbicara tentang pentingnya pendidikan agama dan akademik. Berkat usahanya, semakin banyak orang tua yang memilih untuk memasukkan anak-anak mereka ke madrasah.

Dalam berbagai kesempatan, Guru Ramadhan selalu mengingatkan bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi anak-anak. Bersama guru-guru, Ia menanamkan nilai-nilai kasih sayang, tanggung jawab, dan kepedulian di hati setiap orang yang terlibat di dalamnya.

Ketika ruang kelas akan digunakan untuk pertemuan bersama orang tua, Guru Ramadhan datang lebih awal, menata kursi, menyapu lantai, dan memastikan semuanya siap. Murid-murid yang melihatnya dengan senang hati bergegas ikut membantu, belajar bahwa kepemimpinan adalah tentang melayani.

Kisah Guru Ramadhan adalah bukti nyata bahwa keteladanan adalah kekuatan terbesar seorang guru. Dengan tindakan sederhana yang penuh makna, ia membangun karakter murid-muridnya dan memberikan inspirasi untuk terus berbuat baik.

Dunia pendidikan membutuhkan lebih banyak sosok seperti Guru Ramadhan, yang menunjukkan bahwa nilai hidup sejati lahir dari ketulusan, kerja keras, dan kepedulian tanpa pamrih. Beliau mengajarkan bahwa pendidikan sejati tidak hanya membentuk pikiran, tetapi juga hati dan jiwa.

Semoga kisah inspiratif ini menjadi pengingat bagi kita bahwa setiap tindakan kecil yang penuh keikhlasan dapat membawa perubahan besar. Mari kita belajar dari teladan Guru Ramadhan untuk terus berbuat baik, menginspirasi, dan memberikan manfaat bagi sesama. Dunia membutuhkan lebih banyak sosok seperti beliau, yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai, tetapi juga hidup dalam nilai-nilai tersebut. ***(hk)



Tidak ada komentar