Ketika Kedamaian Terusik
![]() |
Saatnya Menjaga Kedamaian Kota |
Pendis Alor (Opini) – Beberapa hari terakhir, kota ku terusik oleh peristiwa kenakalan remaja yang menjalar menjadi tawuran antar kampung. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bahwa ketika generasi muda kehilangan kendali diri, persaudaraan dan ikatan adatiyah bisa robek serta ketenteraman masyarakat pasti terganggu. Salah satu faktor pemicu yang sering muncul adalah penyalahgunaan minuman keras, yang merusak akal sehat dan mendorong perilaku anarkis.
Dari sisi sosial, miras terbukti memperlemah kontrol diri dan memicu tindakan kekerasan. Dari sisi psikologis, miras merusak potensi generasi muda yang seharusnya menjadi harapan bangsa. Dan dari sisi budaya, miras bukanlah bagian dari identitas luhur kita. Leluhur kita mewariskan nilai gotong royong, persaudaraan yang kokoh, dan harmoni antar kampung. Kekerasan dan tawuran jelas bertentangan dengan warisan leluhur. Bahkan dalam ajaran agama yang kita yakini, miras dilarang karena lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.
Ketika kedamaian terusik, maka berbagai aktivitas masyarakat pun ikut terganggu. Anak-anak kehilangan ruang belajar yang nyaman, orang tua merasa cemas meninggalkan rumah, para pedagang dan nelayan khawatir mencari nafkah, para pengemudi angkutan umum dan ojek ragu mengantar penumpang karena takut terjebak keributan, bahkan pemerintah daerah kesulitan melaksanakan pembangunan dengan tenang. Itulah sebabnya, menjaga kedamaian dan persaudaraan bukan sekadar urusan aparat, melainkan kebutuhan mendasar seluruh warga.
Baca Juga: Jangan Asal Tugaskan! Beban Kerja ASN Harus Diukur, Bukan Diasumsikan
Karena itu, marilah kita bersama-sama menjaga kota kita agar tetap aman dan damai. Pemerintah daerah diharapkan merawat kebersamaan dengan mengontrol secara ketat peredaran miras. Para orang tua diharapkan lebih aktif mengontrol pergaulan anak-anaknya agar tidak terjerumus pada hal-hal yang merusak masa depan. Para tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama diharapkan memperketat peneguhan nilai-nilai adatiah, moral, dan spiritual sebagai benteng bagi generasi muda. Dan pemuda sendiri harus berani menolak ajakan-ajakan yang mengarah pada kekerasan, serta menjadi pelopor dalam menjaga persaudaraan antar kampung.
Keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab kita bersama. Mari kita rawat budaya damai, kita kuatkan kembali ikatan persaudaraan, dan kita jauhkan diri serta keluarga kita dari miras. Dengan demikian, kita bukan hanya menjaga keamanan hari ini, tetapi juga mewariskan masa depan yang lebih baik bagi anak cucu kita.
Alor.., Surga di Timur Matahari.
Tidak ada komentar